CITRA FOTO UDARA CITRA NONFOTO

Citra foto dapat dibedakan atas beberapa dasar, yaitu berdasarkan atas :
  1. spektrum elektromagnetik yang digunakan
  2. sumbu kamera,
  3. sudut liputan kamera,
  4. jenis kamera,
  5. warna yang digunakan,
  6. sistem wahana dan pengindraannya.


Spektrum Elektromagnetik Yang Digunakan
            Berdasarkan spektrum elektromaknetik yang digunakan, citra foto dapat dibedakan atas  :
  1. foto ultraviolet, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultraviolet. Spektrum ultraviolet yang dapat digunakan untuk pemotretan hingga saat ini adalah spektrum ultraviolet dekat hingga panjang gelombang 0,29 µm.
  2. Foto ortokromatik, yaitu foto yang dibuat dengan menggunkan spektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 µm – 0,56 µm).
  3. Foto pankromatik, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan seluruh spektrum tampak.
  4. Foto inframerah asli (true infrared photo), yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum inframerah dekat hingga panjang gelombang 0,9 µm dan hingga 1,2 µm bagi film inframerah dekat yang dibuat secara khusus.
  5. Foto inframerah modifikasi, yaitu foto yang dibuat dengan spectrum inframerah dekat dan sebagian spectrum tampak pada saluran merah dan sebagian saluran hijau.

Hingga sekarang foto pankromatik masih merupakan foto yang paling banyak digunkan didalam pengindraan jauh system fotografi. Ia telah dikembangkan paling lama, harganya lebih murah bila dibandingkan dengan harga foto lain, dan lebih banyak orang yang telah terbiasa dengan foto jenis ini.


Sumbu Kamera
            Foto udara dapat dibedakan berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi, yaitu :
  1. foto vertikal, yakni foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi.
  2. foto condong, yakni foto yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus kepermukaan bumi. Sudut ini pada umumnya sebesar 10º atau lebih besar. Apabila sudut condongnya berkisar antara 1º - 4º, foto yang dihasilkannya masih dapat digolongkan sebagai foto vertikal.




Foto condong dibedakan dibedakan lebih jauh atas :
  1. foto sangat condong (high oblique photograph), yakni bila pada foto tampak cakrawalanya.
  2. Foto agak condong (low oblique photograph), yakni bila cakrawala tidak tergambar pada foto.

Beda antara foto vertikal, foto agak condong, dan foto sangat condong. Dimisalkan daerah yang terpotret terdiri dari blok – blok yang berbentuk bujur sangkar. Bentuk bujur sangkar tergambar dengan bujur sangkar pula pada foto vertikal, sedang pada foto agak condong berubah menjadi trapesium, dan pada foto sangat condong berubah lebih jauh menjadi trapesium yang tampak cakrawalanya.

Sudut Liputan Kamera
            Paine (1981) membedakan citra foto berdasarkan sudut liputan (angular coverage) kamera atas empat jenis. Sudut liputan kamera diukur sepanjang diagonalnya.

Jenis Kamera
            Berdasarkan kamera yang digunakan di dalam pengindraan, citra foto dapat dibedakan atas :
a.       Foto tunggal, yaitu foto yang di buat dengan kamera tunggal. Tiap daerah liputan foto hanya tergambar oleh satu lembar foto.
b.      Foto jamak, yaitu beberapa foto yang dibuat pada saat yang sama dan menggambarkan daerah liputan yang sama. Foto jamak dapat dibuat dengan 3 cara yaitu dengan :
·         Multikamera atau beberapa kamera yang masing – masing diarahkan ke satu daerah sasaran.
·         Kamera multilensa atau satu kamera dengan beberapa lensa.
·         Kamera tunggal berlensa tunggal dengan pengurai warna.

Foto jamak dibedakan lebih jauh atas :
a.         Foto multispektral, yaitu beberapa foto daerah sama yang dibuat dengan saluran yang berbeda – beda. Pada umumnya digunakan empat kamera atau satu kamera berlensa empat dengan menggunakan saluran biru, hijau, merah dan inframerah pantulan. Perekamannya dilakukan secara bersamaan sehingga pada setiap pemotretan dihasilkan empat foto yang saluran elektromagnetiknya berbeda. Mamfaat foto multispektrum ialah untuk meningkatkan kemampuan mengenali obyek pada foto.
b.         Foto yang dibuat dengan kamera ganda (dual kamera). Dengan menggunakan kamera ganda, pada tiap pemotretan dihasilkan dua foto yang berbeda. Untuk pemotretan seluruh wilayah indonesia misalnya, dihasilkan foto pankromatik hitam putih dengan skala 1 : 50.000 dan foto inframerah berwarna dengan skala
1 : 30.000  bagi daerah padat penduduk seperti jawa, madura, Bali, Madura, Lombok. Bagi daerah jarang penduduk, foto yang dihasilkan dengan kamera ganda ini berupa foto pankromatik hitam putih dengan berskala 1 : 100.000 dan foto inframerah berwarna skala 1 : 60.000. dengan kamera ganda ini, penghematan biaya pemotretannya sangat berarti. Bila dua jenis foto tersebut  dipotret  dengan penerbangan sendiri – sendiri, biaya pemotretannya untuk seluruh wilayah indonesia mencapai 70.000 milyar rupiah. Bila pemotretannya dilakukan dengan kamera ganda, biayanya menurun menjadi 40 milyar rupiah (keterangan lisan dari Bakosurtanal).
c.             Foto udara yang dibuat dengan satu kamera vertikal dibagian tengah dan dua, empat, atau delapan kamera condong dibagian tepi. Hasilnya berupa satu foto vertikal yang bersambung dengan dua foto condong disebelah kanan dan disebelah kiri foto (trimetrogon), satu foto vertikal dan empat foto condong disekitarnya, dan satu foto vertikal ditambah delapan foto condong disekitarnya. Foto jenis ini dibuat sebelum perang dunia kedua dan sekarang tidak dibuat lagi.

Warna yang digunakan
            Berdasarkan warna yang digunakan, foto berwarna dibedakan atas :
1.      foto berwarna semu (false color) atau foto inframerah berwarna. Pada foto berwarna semu, warna obyek tidak sama dengan warna foto. Obyek seperti vegetasi yang berwarna hijau dan banyak mementulkan spektrum inframerah, tampak merah pada foto.
2.      foto warna asli (true color), yaitu foto pankromatik berwarna.

Sistem Wahana
            Ada dua jenis foto yang dibedakan berdasarkan wahana yang digunakan, yaitu :
  1. foto udara, yakni foto yang di buat dari pesawat udara atau dari balon.
  2. foto satelit atau foto orbital, yakni foto yang dibuat dari satelit.
 CITRA NONFOTO

          Citra nonfoto dibedakan berdasarkan: spektrum elektromagnetik yang digunakan sensor yang digunakan, dan wahana yang digunakan.
1.      Spektrum Elektromagnetik
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan dalam penginderaan, citra nonfoto dibedakan atas:
1.      citra inframerah termal, yaitu citra yang dibuat dengan inframerah termal. Jendela atmosfer yang digunakan ialah saluran dengan panjang gelombang (3,5-5,5)µm, (8-14) µm dan sekitar 18 µm. Pengindraan pada spektrum ini mendasarkan atas beda suhu obyek dan daya pancarnya yang pada citra tercermin dengan beda rona atau beda warnanya.
2.      citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil penginderaan dengan sistem aktif yaitu dengan sumber tenaga buatan, sedang citra gelombang mikro dihasilkan dengan sistem pasif yaitu dengan menggunakan sumber tenaga alamiah. Citra radar dibedakan lebih jauh atas dasar saluran yang digunakan, yaitu seperti yang disajikan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. jenis citra radar berdasarkan salurannnya
Jenis citra radar
Panjang gelombang yang digunakan (µm)
Saluran Ka
7,5-11
Saluran K
11-16,7
Saluran Ku
16,7-24
Saluran X
37,5-75
Saluran S
75-150
Saluran L
150-300
Saluran p
300-1000

            Meskipun citra nonfoto juga ada yang menggunakan spektrum tampak. Citranya tidak disebut citra tampak. Ia lebih sering disebut berdasarkan sensornya atau wahananya. Seperti misalnya citra RBV, citra MSS, dan citra lainnya.

2.      Sensor
Berdasarkan sensor yang digunakan, citra nonfoto dibedakan atas:
1.      citra tunggal, yaitu citra yang dibuat dengan sensor tunggal.
2.      citra multispektral, yaitu citra yang dibuat dengan saluran jamak. Berbeda dengan citra tunggal yang umumnya dibuat dengan saluran lebar. Citra multispektral pada umumnya dibuat dengan saluran sempit. Citra multispektral pada landsat sering dibedakan atas:
a.       Citra ‘Return Beam Vidicion’ atau citra RBV, yaitu citra yang dibuat dengan kamera ‘Return Beam Vidicion’ pada landsat -1 dan landsat-2. meskipun berupa kamera, hasilnya bukan berupa foto karena detektornya bukan film dan prosesnya bukan fotografik, melainkan elektronik. Ia beroperasi dengan spektrum tampak. Citra RBV pada landsat-3 bukan lagi berupa citra multi spektral, melainkan citra ganda.
b.      Citra ‘multispektral scanner’ atau citra MSS, yaitu citra yang dibuat dengan MSS sebagai sensornya. Ia dapat beroperasi dengan spektrum tampak dan spektrum lainnya, misalnya spektrum inframerah termal. Disamping citra MSS landsat juga ada citra MSS yang dibuat dari pesawat udara.
3.      Wahana
Berdasarkan wahananya. Citra nonofoto dibedakan atas:
1.            citra dirgantara (airborne image), yaitu citra yang dibuat dengan wahana yang beroperasi diudara atau dirgantara. Sebagai contoh misalnya citra inframerah termal, citra radar, dan citra MSS yang dibuat dari udara. Istilah citra dirgantara jarang sekali digunakan.
2.      citra satelit (satellite/spaceborne image), yaitu citra yang dibuat dari antariksa atau luar angkasa. Citra satelitdibedakan lebih jauh atas penggunaan utamanya, yaitu:
a.       citra satelit untuk penginderaan planit, misalnya citra satelit Ranger (AS), citra satelit Viking (AS), citra satelit Luna (Rusia), dan citra satelit Venera (Rusia).
b.      Citra satelit untuk pengidraan cuaca, misalnya citra NOAA (AS), dan citra Meteor (Rusia).
c.       Citra satelit untuk penginderaan sumberdaya bumi, misalnya citra landsat (AS), citra Soyus (Rusia). Dan citra SPOT yang diorbitkan oleh Perancis pada tahun 1986.
d.      Citra satelit untuk penginderaan laut, misalnya citra Seasat (AS) dan citra MOS (Jepang) yang diorbitkan pada tahun 1986.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ranking: 5
 
© Bosan Kuliah All Rights Reserved