Tampilkan postingan dengan label ILMU KIMIA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ILMU KIMIA. Tampilkan semua postingan

Penentuan Kadar Oksigen Terlarut

Cara Kerja :
  • 100 ml sample air laut + 0.4 ml larutan MnCl2 + 0.4 ml Larutan NaOH-KJ.
  • Kocok campuran tersebut sampai berwarna kuning keputih - putihan, dan diamkan sampai endapan turun.
  • Setelah 0.5jam tambahkan HCl pekat sebanyak 1 ml dengan pipet.
  • Kocok sampai semua endapan larut dan berwarn kuning.
  • Ambil 50 ml larutan tersebut, titrasi dengan tio (Na2S203) sampai berwarna kuning pucat. Tambahkan kanji beberapa tetes, titrasi diteruskan sampai warna biru hilang.
  • Baca nilai buret (hasil titrasi).

Difinis/Pengertian Proses Titrasi

Difinis/Pengertian Proses Titrasi
Titrasi

Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah contoh tertentu yang akan di analisis. Contoh yang akan dianalisis dirujuk sebagai (tak diketahui, unknown). Prosedur analitis yang melibatkan titrasi dengan larutan-larutan yang konsentrasinya diketahui disebut analisis volumetri. Dalam analisis larutan asam dan basa, titrasi melibatkan pengukuran yang seksama, volume-volume suatu asam dan suatu basa yang tepat saling menetralkan (Keenan, 1998: 422-423).
Pada proses titrasi ini digunakan suatu indikator yaitu suatu zat yang ditambahkan sampai seluruh reaksi selesai yang dinyatakan dengan perubahan warna. Perubahan warna menandakan telah tercapainya titik akhir titrasi (Brady, 1999 : 217-218).
Larutan basa yang akan diteteskan (titran) dimasukkan ke dalam buret (pipa panjang berskala) dan jumlah yang terpakai dapat diketahui dari tinggi sebelum dan sesudah titrasi. Larutan asam yang dititrasi dimasukkan kedalam gelas kimia (erlenmeyer) dengan mengukur volumenya terlebih dahulu denga memekai pipet gondok. Untuk mengamati titik ekivalen, dipakai indikator yang warnanya disekitar titik ekivalen. Dala titrasi yang diamati adalah titik akhir bukan titik ekivalen (syukri, 1999 : 428).
Suatu proses didalam laboratorium untuk mengukur jumlah suatu reaktan yang bereaksi sempurna dengan sejumlah reaktan lainnya, dimana reaktan pertama ditambahkan secara kontinu ke dalam reaktan kedua disebut titrasi. Reaktan yang ditambahkan tadi disebut sebagai titrant dan reaktan yang ditambahkan titrant kedalamnya disebut titree. Didalam beberapa titrasi, titik ekivalen adalah titik selama proses titrasi dimana tepatnya titrat telah cukup ditambahkan untuk bereaksi dengan titree. Salah satu masalah tekhnis dalam titrasi adalah titik dimana suatu perubahan dapat diamati, terjadi yang untuk mengindikasikan pendekatan yang paling baik ke titik ekivalen. Secara ideal, titik akhir dan titik ekivalen seharusnya identik, tetapi dalam prakteknya jarang sekali ada orang yang mampu membuat kedua titik tersebut tepat sama, meskipun ada beberapa hal dimana perbedaan antara kedua hal tersebut dapat diabaikan (Snyder, 1996 : 597-599).
Kadang-kadang kita perlu mengetahui tidak hanya atau sekedar pH, akan tetapi perlu kita ketahui juga berapa banyak asam atau basayang terdapat didalam sampel. Sebagai contoh, seorang ahli kimia lingkungan mempelajari suatu danau dimana ikan-ikannya mati. Dia harus mengetahui secara pasti seberapa banyak asam yang terkandung dalam suatu sampel air danau tersebut. Titrasi melibatkan suatu proses penambahan suatu larutan yang disebut tirant dari buret ke suatu flask yang berisi sampel dan disebut analit. Berhasilnya titrasi asam-basa tergantung pada seberapa akurat kita dapat mendeteksi titik stoikiometri. Pada titik tersebut, jumlah mol dari H3O+ dan OH- yang ditambahkan sebagai titrant adlah sama dengan jumlah mol dari OH- atau H3O+  yang terdapat dalam analit. Pada titik stoikiometri, larutan terdiri dari garam dan air. Larutan tersebut adalah asam apabila ion asam yang terkandung didalamnya, dan basa apabila ion basa yang terkandung didalamnya (Atkins, 1997 : 550).
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, dalam stoikiometri titrasi, titik ekivalen dari reaksi netralisasi adalah titik pada reaksi dimana asam dan basa keduanya setara, yaitu dimana keduanya tidak ada yang berlebihan. Dalam titrasi, suatu larutan yang akan dinetralkan, misal asam, ditempatkan di dalam flask bersamaan dengan beberapa tetes indikator asam basa. Kemudian larutan lainnya (misal basa) yang terdapat didalam buret, ditambahkan ke asam. Pertama-tama ditambahkan cukup banyak, kemudian dengan tetesan hingga titik ekivalen. Titik ekivalen terjadi pada saat terjadinya perubahan warna indikator. Titik pada titrasi dimana indikator warnanya berubah disebut titik akhir (Petrucci, 1997 : 636).
Misalkan kita ingin menentukan molaritas dari suatu larutan HCl yang tidak diketahui konsentrasinya. Kita bisa menentukan konsentrasi HCl tersebut melalui suatu prosedur yang disebut titrasi, dimana kita menetralisasi suatu asam dengan suatu basa yang telah diketahui konsentrasinya. Pada titrasi, pertama-tama kita menempatkan suatu asam yang volumenya telah ditentukan ke dalam suatu flask. Dan tambahkan beberapa tetes indikator seperti penolftalein, kedalam larutan asam. Dalam larutan asam, penolftalein tidak berwarna. Kemudian, buret kita isi dengan larutan NaOH yang konsentrasinya telah diketahui. dan dengan hati-hati NaOH ditambahkan ke asam pada flask. Kita bisa mengetahui bahwa netralisasi telah berlangsung ketika penolftalein dalam larutan berubah warna menjadi merah muda. Ini disebut titik akhir netralisasi. Dari volume yang ditambahkan dan molar NaOH, kita dapat menentukan konsentrasi asam (Timberlake, 2004 : 354-355).


Daftar Pustaka Materi diatas ada di bawah ini silahkan Download


Jika link di atas tidak berfungsi silahkan coba yang di bawah ini


Reaksi Adisi

Reaksi adisi adalah reaksi pemutusan ikatan rangkap (pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan kovalen tunggal ). Reaksi adisi antara lain dapat digunakan untuk membedakan alkana dengan alkena. Reaksi pengenalan ini dilakukan dengan penambahan bromine (Br2) yang berwarna merah coklat. Terjadinya reaksi adisi ditandai dengan hilangmya warna merah coklat daro bromin (Br2). Karena alkana tidak memiliki ikatan rangkap ( tidak mengalami reaksi adisi adisi ) warna merah dari bromin tidak berubah.
Dalam suatu reaksi adisi suatu alkena, ikatan pi terputus dan pasangan elektronnya digunakan untuk membentuk dua ikatan sigma baru. Dalam tiap kasus, atom karbom sp2  direhibridisasi menjadi sp3. Senyawa yang mengandung ikatan pi biasanya berenergi lebih tinggi daripada senyawa yang sepadan yang mengandung hanya ikatan sigma; oleh karena itu reaksi adisi biasanya eksoterm (Brady,2000).
Reaksi Adisi
Rumus Ester
            Adisi hydrogen halida pada alkena untuk membuat alkil halida, sering digunakan sebagai reaksi sintesis. Biasanya gas HX dialirkan kedalam larutam alkena itu ( larutan pekat hydrogen halida dalam air akan menghasilkan campuran produk, karena air dapat pula mengadisi ikatan rangkap ). Rektivitas relative HX dalam reaksi ini adalah HI>HBr>HCl>HF. Asam terkuat ( HI ) bersifat paling reaktif terhadap alkena, sedangkan asam terlemah ( HF ) adalah paling tak reaktif (Brauman, 1975)
            Banyak reaksi (dari) diena konjugasi (conjugated dienes ) yang identik dengan reaksi dari senyawa dengan ikatan rangkap yang terisolasi. Regensia asam dan halogen dapat mengadisi kepada satu atau kedua ikatan pi itu. Dalam system diena-terconjugasi reaksi adisi sederhana seperti ini disebut adisi-1,2, suatu istilah yang merujuk adisi kepada karbon pertama dan kedua (dari ) system diena-terconjugasi berkarbon-empat, dan tidak harus nomor-nomor tata nama (Streitwieser, 1975).
            Reaksi substitusi atau disebut reaksi pertukaran gugus fungsi terjadi saat atom –atom atau gugus atom dari suatu senyawa karbon digantikan oleh atom atau gugus atom lain dari senyawa yang lain. Secara umum mekanismenya adalah atom karbon ujung suatu karbon alkil halide mempunyai muatan positif pasial. Karbon ini bisa rentan terhadap ( susceptible; mudah diserang oleh ) serangan oleh anion dan spesi lain apa saja yang mempunyai sepasang electron menyendiri dalam kulit luarnya. Dihasilkan reaksi substitusi, suatu reaksi dalam mana satu atom, ion atau gugus disubstitusi untuk menggantikan atom atau gugus lain ( http: www.chem-is-try.org )
            Suatu elektrofil dapat menyerang electron pi suatu cincin benzena untuk menghasilkan suatu macam karbokation yang terstabilkan oleh resonansi yang disebut suatu ion benzenonium. Seperti karbokation lain, suatu ion benzenonium bereaksi lebih lanjut. Dalam hal ini, sebuah ion hydrogen dibuang dari dalam zat-antara  ( misalnya ditarik oleh HSO4- ) untuk menghasilkan produk substitusi. Dalam menunjukkan struktur ini digunakan rumus kekule, yang memungkinkan diikutinya jumlah elekron pi (Hammons, 1987).
            Suatu benzena ter substitusi dapat mengalami substitusi gugus kedua. Beberapa benzena tersubstitusi bereaksi lebih mudah daripada benzenanya sendiri, sementara benzene substitusi lain lebih sukar bereaksi. Misalnya anilina bereaksi substitusi elektrofilik sejuta kali lebih cepat daripa benzene. Sebaliknya, nitrobenzena bereaksi dengan laju kira-kira sepersejuta laju benzena. Nitrobenzena jauh lebih berlahan daripada benzena untuk ternitrasi, kecuali bila digunakan regensia yang lebih kuat   dan temperature yang lebih tinggi sedangkan aniline, tak perlu diberi katalis seprti benzena (markham, 1988).
            Zat-antara untuk substitusi o-  atau p keduanya mempunyai struktur resonansi dalam mana muatan positif berada di dekat gugus R. struktur-struktur ini merupakan penyumbang yang penting untuk penstabilan resonansi,karena gugus R dapat membantu mendelokalisasi muatan positif dengan cara melepaskan proton dan menurunkan energy keadaan-transisi yang menuju ke zat-zat antara ini. Situasi ini beranologi langsung dengan penstabilan suatu karbokation oleh gugus R. Struktur resonansi untuk zat-antara dalam substitusi-m tak mempunyai penyumbang semacam itu. Zat antara-m akan berenergi lebih tinggi. Serangan pada alkil benzena terjadi pada posisi orto dan para dengan lebih cepat daripada posisi meta (Aloysius, 1975)
            Ester diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah sam karboksilat mengandung gugus –COOH, dan pada sebuah ester hidrogen digugus ini digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon dari beberapa jenis. Ester dihasilkan apabila asam karboksilat dipanaskan bersama alkohol dengan bantuan katalis asam. Katalis ini adalah sam sulfat pekat. Terkadang juga digunakan gas hydrogen klorida kering. Tetapi katalis-katalis ini cenderung melibatkan ester-ester aromatik (ester yang mengandung sebuah cincin benzene). Reaksi esterifikasi berlangsung lambat dan dapat balik atau reversible (http: www.chem-is-try.org).
            Ester sangat sangat tidak reaktif dan bertabiat seperti alkena dari pada seperti senyawa organic yang mengandung gugus fungsional. Ester bereaksi auto-oksidasi dan pembakaran ( yang berlangsung dengan mudah ), tetapi tidak dioksidasi oleh reagensia laboratorium; juga tidak bereaksi reduksi, eliminasi maupun bereaksi dengan basa. Bila dipanaskan dengan asam kuat dapat melangsungkan reaksi subtitusi. Misalnya, bila dipanaskan dengan HI dan HBr, suatu ester bereaksi subtitusi menghasilkan alcohol dan alkil halida (ralp j., 1975)
            Ester dengan hydrogen alfa dapat bereaksi kondensasi-diri untuk menghasilkan ester β-keto. Suatu kondensasi ester mirip dengan kondensasi aldol; bedanya gugus –OR dari ester dapat bertindak sebagai gugus pergi. Karena itu hasilnya ialah substitusi ( sedangkan kondensasi aldol adalah adisi). Kondensasi ester sederhana disebut kondensasi claisen. Produk ester β-keto lebih asam daripada suatu alcohol karena memiliki hydrogen-hidrogen yang berposisi α terhadap dua gugus kar bonil. Oleh karena itu produk kondensasi adalah garam enoloat dari ester β-keto (joan s.,1975).

Daftar Pustaka Materi diatas ada di bawah ini silahkan Download


Jika link di atas tidak berfungsi silahkan coba yang di bawah ini


Pengertian/Definisi Kimia Organik

Kimiaorganik adalah percabangan  studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai struktur, sifat, komposisi,reaksi, dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik dibangun terutama oleh karbon dan hidrogen, dan dapat mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen dan belerang.
Pengertian/Definisi Kimia Organik
BUKU KIMIA ORGANIK
Definisi asli dari kimia organik ini berasal dari kesalah pahaman bahwa senyawa organik pasti berasal dari organism hidup, namun telah dibuktikan bahwa ada beberapa perkecualian. Bahkan sebenarnya, kehidupan juga sangat tergantung pada kimia anorganik; sebagai contoh banyak enzim mendasarkan kerjanya pada logam transisi, seperti besi dan tembaga, juga gigi dan tulang dan komposisinya merupakan campuran dari senyawa organik maupun anorganik. Contoh lainya adalah larutan HCl, larutan ini berperan besar dalam proses pencernaan makanan yang hampir seluruh organisme (terutama organisme tingkat tinggi) memakai larutan HCl untuk mencerna makanannya, yang juga digolongkan dalam senyawa anorganik.
 Mengenai unsur karbon, kimia anorganik biasanya berkaitan dengan senyawa karbon yang sederhana yang tidak mengandung ikatan antar karbon misalnya oksida, garam, asam, karbit, dan mineral. Namun hal ini tidak berarti bahwa tidak ada senyawa karbon tunggal dalam senyawa organik misalnya metan dan turunannya.
Reaksi-reaksi kimia pada senyawa karbon dapat dikelompokkan dalam beberapa tipe, di antaranya reaksi adisi, esterifikasi, polimerisasi, yodoform, reaksi redoks, reaksi substitusi dan eliminasi. Pada percobaan ini akan diamati tentang reaksi adisi, substitusi, dan esterifikasi, dimana masing-masing reaksi memiliki ciri khas. Reaksi adisi merupakan reaksi penggabungan suatu senyawa dengan pereaksi tertentu yang disertai perubahan ikatan pada senyawa tersebut misalnya ikatan rangkap tigamenjadi rangkap dua atau bahkan bisa menjadi rangkap tunggal. Reaksi esterifikasi adalah reaksi pembentukan ikatan ester dimana pada percobaan ini ester dibuat dari alkohol dan asam karboksilat menggunakan katalis asam.
Atom karbon ujung suatu alkil halida mempuyai muatan positif parsial. Karbon ini rentan terhadap serangan oleh anion dan spesi lain apa saja yang mempunyai sepasang electron menyendiri dalam kulit luarnya. Dihasilkan reaksi substitusi suatu reaksi dalam mana satu atom, ion atau gugus disubstitusikan untuk menggantikan atom, ion atau gugus lain.

PENETAPAN KEMURNIAN DAN IDENTITAS

Titik lebur adalah titik pada saat kristal berubah ke fase cair, titik lebur kristal padat sama dengan titik beku dari zat cair, perbedaannya dengan titik didih lain adalah titik didih kebanyakan zat padatnya tidak berubah dengan adanya tekanan dari luar.Titik didih suatu cairan adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan luar.
PENETAPAN KEMURNIAN DAN IDENTITAS
Apabila tekanan dalam sama dengan tekanan luar, maka gelembung uap terbentuk dapat mendorong air kepermukaan tergantung pada tekanan uapnya. Sebagai manan kita ketahui bahwa air murni pada tekanan 1 atm titik didih 100C, akan tetapi apabila melarutkan suatu zat kedalam air, maka titik didih larutan akan lebih tinggi dari 1000 C.
Dalam katagori wujudnya zat dibedakan atas zat padat, zat cair, dan zat gas. Masing – masing zat mempunyai perbedaan titik lebur maupun titik didih yang berbeda dengan zat lain. Destilasi adalah operasi dari pendidihan (cair-gas) dan kondensasi yang berikutnya (gas-cair). Operasi ini sering digunakan dalam penyaringan (Luden, 1953).
Titik lebur adalah dimana suatu fase zat padat dan cairan dalam keadaan setimbang karena air memuai bila membeku, maka bertambahnya tekanan cendrung menghindarkan pembekuan artinya titik beku menurun maka bertambah tekanan (Krusch wittz, 1990).

Campuran dapat dipisahkan melalui cara-cara fisik. Pemisahan didasarkan pada suatu perbedaan sifat seperti perbedaan ukuran partikel (butiran). Perbedaan titik didih tersebut merupakan pemisahan dengan metode destilasi, sublimasi, kromatografi, penyaringan (ditrasi) (Surakini, 1996).


Daftar Pustaka Materi diatas ada di bawah ini silahkan Download


Jika link di atas tidak berfungsi silahkan coba yang di bawah ini


KARBOHIDRAT

Karbohidrat adalah aldehid dan keton polyhidroksi atau senyawa –senyawa yang pada hidrolisis memberikan aldehid atau keton hidroksi mono sakarida terdiri dari beberapa diantaranya sehinga membentuk asam aldonat. Disakarida terbentuk oleh dua monosakarida yaitu maltosa dan selobiosa sedangkan polisakarida terbentuk dari beberapa monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik. Nama karbohidrat atau hidras dari karbon adalah istilah yang diantarkan pada masa awal dipelajarinya kimia karbohidrat. Banyak dari senyawa ini mempunyai bobot molekul kelipatan. CH2O misalnya C6H12O6 dan C5H10O5.
Karbohidrat bersifat optis aktif, karena mengandung atom C asimetris. Ada yang bersifat gula produksi dan gula bukan produksi ini disebabkan karena adanya gugus aldehid da keton yang dapat memproduksi ion-ion logam seperti Tembaga, perak, dalam larutan biasa.
Gugus hidroksil dalam karbohidrat bertabiat sama dengan gugus alkohol lainnya. Gugus ini dapat diesterifikasi baik oleh asam karboksilat atau asam anorganik dan dapat digunakan untuk membentuk ester. Karbohidrat juga bertindak sebagai dial dan membentuk asetat atau ketal siklik dari aldehid atau ketan (Achmad, 1995).
            Gugus hidroksil dalam karbohidrat bertabiat serupa dengan gugus alkohol lainya. gugus ini dapat diesterifikasi baik oleh asam karboksilat atau asam anorganik dan dapat digunakan untuk membuat ester. Karbohidrat dapat juga bertindak sebagai diol dan dapat membentuk asetal atau ketal siklik dari ladehid atau keton (Fessenden dan Fessenden, 1982).
Rumus umum karbohidrat adalah C12(H2O), rumus umum tersebut tidak 100% benar, karena ada karbohidrat yang tidak sesuai dengan rumus tersebut (Ali Jamil, 1987).
Karbohidrat merupakan sumber energi utama pada tubuh manusia. Karbohidrat diperkirakan oleh tubuh manusia sebagai sumber energi kira-kira 50 %. Gugus hidroksil dalam karbohidrat sama dengan gugus alkohol lain. Gugus ini dapat diesterifikasi baik oleh asam karboksilat atau asam nonorganik dan dapat digunakan untuk membentuk ester. Karbohidrat juga bertindak sebagai dial dan membentuk asetat atau ketal siklik dari aldehid atau keton.

Daftar Pustaka Materi diatas ada di bawah ini silahkan Download


Jika link di atas tidak berfungsi silahkan coba yang di bawah ini

APA ITU VITAMIN C

Vitamin C bersifat asam, protein yang terlepas pada gugus hidroksi pada atom C nomor 3 dapat disubstutusikan oleh logam, misalnya Na, sehingga kita peroleh natrium askorbat, sifat kimianya yang lain adalah bersifat reduktor, vitamin C mudah sekali teroksidasi dehidro asam. Asam-asam askorbat mudah direduksi kembali menjadi asam askorbat. Struktur asam askorbat mirip deangan struktur monosakarida tetapi mengandung gugus aldehid dari hasil buangan hydrogen yang terjadi untuk menghasilkan dehidroaskorbat.
Kekurangan vitamin C secara akut menimbulkan penyakit beri-beri. Buah-buahan seperti jeruk, tomat dan sayur-sayuran hijau telah digunakan untuk mengobati skurui dan sejenisnya. Zat ini pada suhu kamar berbentuk kristal dengan titik leleh 190 – 192oC mempunyai rasa asam yang tajam. Vitamin ini diisolasi pertama kali oleh dua orang ahli biokimia dari Amerika bernama Charles G.King dan W.A Wangh pada tahun 1932. vitamin C ini juga dihasilkan dari sintesa. Bahan dasar yang digunakan adalah D-glukosa.
Asam Askorbat atau vitamin C mula-mula dikenal sebagai asam Heksuronat dengan rumus C6H8O6 karena berhasiat anti skorbut, maka dinamakan asam askorbat atau vitamin C. vitamin C banyak terdapat dalam sari buah-buahan yang berguna untuk mencegah terapi skorbut, zat ini merupakan reduktor dan didalam tubuh dioksidasi menjadi asam dehidro yang stabil pada wadah kering (Robert, 1995).
Vitamin C atau asam askorbat telah lama diketahui orang manfaatnya. Zat ini pada suhu kamar berbentuk kristal dengan titik leleh 190-192oC, mempunyai rasa asam yang tajam. Vitamin ini diisolasi pertama kali oleh dua ahli biokimia dari Amerika bernama Charles G.King dan W.A Wangh pada tahun 1932. vitamin C ini juga dihasilkan dari sintesa. Bahan dasar yang digunakan adalah D-glukosa (Goldstein, 1996).
Vitamin merupakan substansi organic yang dibutuhkan untuk menurunkan berat badan dalam jumlah tertentu. Vitamin sangat dibutuhkan dalam memelihara (pertumbuhan) stamina tubuh juga reproduksi. Jika seseorang kurang vitamin C akan menimbulkan gejala cacat (Jaqualine, 1990).

Daftar Pustaka Materi diatas ada di bawah ini silahkan Download


Jika link di atas tidak berfungsi silahkan coba yang di bawah ini

MINYAK DAN SABUN

Minyak merupakan senyawa organik yang tidak bisa larut dalam air tetapi dapat larut dalam pelarut organik seperti kloroform, benzen, ester, dan sebagainya. Pada suhu kamar minyak berbentuk cair dan memiliki titik leleh yang rendah serta mengandung asam lemak tak jenuh (memiliki ikatan rangkap). 
Minyak nabati yang digunakan pada proses pembuatan margarin diubah menjadi lemak dengan cara adisinitrogen (hidrogenesi). Lemak merupakan asam lemah dengan gliserol yang dikenal sebagai minyak oil, hidrolisis lemak dengan alkali disebut penyabunan. Produknya adalah gliserol dan garam alkali dari asam lemak yang dinamakan sabun. 
Minyak dan lemak adalah trigilserida atau (triagliserol), kedua istilah ini berarti triester dan gliserol asam lemak atau minyak, disebut asam lemak. Perbedaan lemak dan minyak adalah pada temperatur suhu kamar. Kebanyakan trigleserida hewan dalam lemak, sedangkan gliserida dalam tubuh adalah minyak. Keduanya merupakan trigleserida dalam campuran dan bagian asam lemaknya tak sama.Umumnya mempunyai rantai hidrokarbon panjang dan tidak bercabang. Safonifikasi suatu ester dengan NaOH menghasilkan garam Natrium, dan suatu asam karboksilat. Safonofikasi suatu trigilserida menghasilkan rantai yan panjang yang merupakan sabun (Fessenden, 1986).
Sabun adalah garam logam alkali dari asam-asam lemak. Sabun mengandung terutama garam C16 dan C18, namun juga dapat mengandung beberapa karboksilat dengan bobot atom lebih rendah. Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus ujung ion. bagian hidrokarbon dari molekul ini bersifat hidrofolik dan larut dalam zat-zat non polar, sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam air (Stanley,1988).
Kegunaan sabun adalah kemampuannya untuk mengemulsi kotoran beminyak sehingga dapat dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh dua sifat sabun. Sabun termasuk dalam kelas umum senyawa yang disebut sulfaktan, yaitu senyawa yang menurunkan tegangan permukaan air (Hardja Asasmita, 1983).
Nama IUPAC dari minyak dan lemak adalah triosil gliserol, tetapi nama umum yang biasa digunakan adalah trigil seroxi. Gliserida yang pada suhu kamar berwujud cair disebut minyak (oil). Minyak berasal dari sumber nabati seperti minyak jagung, minyak kelapa, dan lai-lain. Gusarida pada suhu kamar berwujud padat disebut lemak. Asam-asam lemak bereaksi dengan gliserol untuk membentuk ester-ester triasigliserida. Gugus Alkil (R) pada gliserida umumnya berasal dari asam yang sama, tetapi ada juga yang berasal dari asam yang berbeda. Lemak juga bahan baku membuat fosfolipid. Suatu jenis lipit yang menyusun membran sel semua organisme (Robert, T.M dan Robert, N.B, 1999).

Daftar Pustaka Materi diatas ada di bawah ini silahkan Download


Jika link di atas tidak berfungsi silahkan coba yang di bawah ini



PROTEIN

Protein termasuk dalam kelompok senyawa yang terpenting dalam organisme, protein adalah poliamida dan hidrolisis protein menghasilkan asam-asam amino. Molekul protein mengandung unsur C,H,O dan unsur khusus N yang tidak terdapat pada karbohidrat dan lemak. Jika protein mengalami hidrolisis total maka akan menghasilkan sejumlah besar asam amino yang sangat bergantung pada cara menghidrolisisnya. Cara menghidrolisis protein adalah dengan cara hidrolisis asam alkalis dan hidrolisis asam enzemik. Dalam molekul protein, asam-asam amino saling berangkaian melalui gugusan karboksil asam amino, yang bersatu dengan yang lainnya yang sering disebut dengan ikatan peptida. Suatu peptida ialah suatu amida yang dibentuk dari dua asam amina atau lebih. Ikatan amida antara satu gugus α amino dari suatu asam amino dan gugus karboksil dari asam amino lain disebut ikatan peptida.
Protein adalah makro molekul yang menunjukkan sifat struktural dan katalik dari semua sel, dapat juga dianggap sebagai material dasar oleh ahli biokimia. Pengetahuan mula-mula tentang sifat protein di peroleh dari studi beberapa material alami yang umumnya bersifatPada buret protein melarutkan Cu (OH)2 membentuk senyawaan kompleks yang berwarna, sedangkan xantoprotein didasarkan pada adanya nitrasi inti benzen didalam molekul protein. Denasturasi suatu protein ialah hilangnya sifat-sifat struktur lebih tinggi oleh terkacaunya ikatan hidrogen dan gaya-gaya sekunder lain yang mengukur molekul protein (Fessenden dan Fessenden. 1999)
Dalam protein sering kita temukan enzim bakteri, poli peptida dalah ukuran kecil, asam amino dan amenia. Protein digunakan untuk memperlanccar ekresi nitrogen (Canfaraw.1957)
Banyak reaksi kimia tanpa katalis dan biokatalis menghasilkan enzim yang dikenal dengan protein. Setiap protein atau polipeptida memiliki stuktur kimia yang unik dalam bentuk biologisnya maupun fisiknya. Kira-kira 50% dari berat kering organisme yang hidup adalah protein. Semua katalisator yang berjumlah ribuan yang memungkinkan terjadinya reaksi kimia dalam zat hidup adalah protein (Kenbal, 1988).

Daftar Pustaka Materi diatas ada di bawah ini silahkan Download


Jika link di atas tidak berfungsi silahkan coba yang di bawah ini

KAFEIN DARI TEH

Tanaman teh masuk pertama kali ke Indonesia pada tahun 1604, berupa biji teh dari Jepang yang dibawa oleh orang Jerman bernama Andrean Cleyer dan ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta. Pada tahun 1694 seorang pendeta bernama F.Valentijn mengatakan bahwa telah melihat perdu the muda yang berasal dari Cina, tumbuhan di taman istana gubernur Jendral Camphys di Jakarta.
Cafein merupakan turunan dari purin disebut juga 1,3,7 tri-metil xantin. berat molekul 194,19 dengan susunan C = 49,48 %, N = 28,85%, dan H = 5,19%. Rumus molekulnya dalah C818N4O2. Jumlah kandungan kafein dalam teh berbeda-beda tergantung jenis teh hijau ayau teh hitam, iklim kondisi topografi tumbuhan dan metoda memprosesnya, rata-rata kandungan kafein dalam teh berkisar 2,0-4,6 %.Misalnya Chinese Black tea 2,6-3,6 %, Brazilian 2,2-2,9 % dan turkish 2,1-4,6%.
Kaffein merupakan turunan dari purin, disebut juga 1,3,7-trimetilxantin. Berat molekul 194,19 dengan susunan C = 49,48%, N = 28,85%, dan H = 5,19%. Rumus molekul C8H18N4O2. jumlah kandungan kaffein dalam teh berbeda-beda tergantung jenis teh hijau atau hitam, iklim, kondisi tropograpi tumbuhnya, dan metode memprosesnya. Rata-rata kandungan kaffein dalam teh sekitar 2,0 - 2,9 % dan Turkish 2,1 – 4,6 % (Soeworo, 1989).
            Kafein merupakan turunan dari purin (Tri Metil Xantin) Berat molekulnya 194,19 dengan C = 49,48%, N = 28,85%, H = 5,19%. Rumus molekulnya C8H18N4O2. Jumlah kandungan protein dalam teh berbeda-beda tergantung tehnya (Soeworo,1989).
            Tanaman teh yang masih muda sering diserang penyakit yang menimbulkan cacar yang kemudian mengering yang mengakibatkan lubang-lubang serangga, akan lebih para jika cuaca sering gelap untuk mencegahnya dapat dikendalikan dengan fungisida (Subiyakto, Sudarmo).
Kaffein didalam dunia kedokteran sering digunakan sebagai perangsang kerja jantung dan meningkatkan produksi urin. Dalam dosis rendah, kaffein berfungsi sebagai tambahan pembangkit stamina dan penghilang rasa lelah. Kaffein juga memiliki kemampuan menstimulasi otak. Karena itu di beberapa negara maju kaffein suda digunakan untuk mengatasi asma dan batu ginjal walaupun belum secara penuh didukung penelitian ilmiah.
Kaffein bekerja didalam tubuh dengan memilih alih reseptor adenosin dalam sel saraf yang akan memacu produksi hormon adrenalin dan menyebabkan peningkatan tekanan darah, sekresi asam lambung dan aktifitas otot, serta perangsang hati untuk melepaskan senyawa gula pada aliran darah untuk menghasilkan energi ekstra. Kaffein bekerja dengan menyaingi fungsi adenosin (salah satu senyawa dalam sel otak yang membuat orang mudah tertidur). Namun berbeda dengan ikatan adenosin asli dengan reseptor, kaffein tidak memperlambat gerak sel tubuh. Lama kelamaan sel tubuh tidak akan bekerja lagi terhadap perintah adenosin, sehingga tubuh tidak lagi mengantuk, tetapi muncul perasaan segar sediki gembira dan mata terbuka dengan lebar.
Setengah dari kandung kaffein yang diminum ternyata bisa bertahan beberapa jam dalam tubuh, sehingga mata susah terpejam. Kwalitas tidur akan berkurang dan terus akan menumpuk selama terus mengkonsumsi kaffein sehingga mengurangi kadar vitalitas tubuh.
Terlalu banyak kaffein dapat menyebabkan intoksikasi kaffein (mabuk akibat kaffein). Antara gejala penyakit ini adalah keresahan, kerisauan, insomania, keriangan, muka merah, kerap kencing (diuresis), dan gastrointestial. Gejala ini bisa terjadi walaupun hanya 250 mg kaffein yang diambil. Jika lebih 1 g kaffein diambil dalam satu hari, gejala seperti kejang otot (muscle twitching), kekusutan pikiran dan perkataan, aritmia kardium (gangguan pada denyut jantung) dan bergejolaknya psikomotor (psichomotor agitation) bisa terjadi. Intoksikasi kaffein juga bisa mengakibatkan kepanikan dan kerisauan.

Daftar Pustaka Materi diatas ada di bawah ini silahkan Download


Jika link di atas tidak berfungsi silahkan coba yang di bawah ini

GUGUS ALDEHID DAN KETON

Aldehid adalah turunan dari alkana yang satu gugus hanya diganti gugus –COH. Keton adalah turunan dari alkana berikatan paling sedikit 1 atom H. Ikatan polar pada gugus karbonil yang menyebabkan kelautan dalam air yang tinggi bagi beberapa alhedid dan keton tingkat rendah. Ikatan polar pada aldehid dan koton dapat bereaksi satu sama lain, sehingga titik didihnya lebih tinggi dari pada yang kita perkirakan berdasarkan bobot melekulnya. Aldehid lebih mudah dioksidasi daripada keton, baik test kaca perak tollens maupun reagen fehling/ benedict memberikan reaksi negatif pada aseton. Aldehid dan keton mudah dari reduksi menjadi suatu alkohol
Rumus struktur dari aldehid yang biasanya digunakan adalah Redy. Dalam ledakan pembuatan aldehid dan ketun dari aldehid yang biasanya dilakukan dengan Azonalisis alkena atau menghidrasi alkana air diaksidasi kepada gugus karbonil dari aldehid dan keton mudak direkdusi dari pada alketon. Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi langsung antara suatu asam karbaksilat dan suatu alkohol, suatu reaksi-reaksi yang disebut reaksi esterfikasi.
Aldehid atau alkana merupakan turunan dari alkana yang satu atom H diganti gugus –COH. Senyawa ini mempunyai beberapa sifat diantaranya adalah pereaksi tollens, yang dibuat dari perak nitrat dalam amonia. Pereaksi schiff foehling yang dibuat dari para rosa anilin dalamhal dan ditambah gas SO2. Gugus karbonil bersifat polar karena atom oksigen lebih elektronegatif dibandingkan dengan atom karbon. Ikatan polar pada aldehid dan keton dapat bereaksi satusama lain sehingga titik didihnya lebih tinggi dari pada apa yang kita perkirakan berdasarkan bobot molekulnya. Ikatan polar pada bobot karbonil juga menyebabkan kelarutan dalam air yang nisbi tinggi bagi beberapa anggota aldehid dan keton tingkat rendah (dengan jumlah karbon sampai 4) (Antoni C,1992).
Aldehid dari keton lazim terdapat pada sistem Makhluk Hidup. Gula ribosa dan hormon betina progesteron merupakan 2 contoh aldehid dan keton berbau harum. Misalnya trans.Sinaldehida adalah komponen utama minyak kayu manis dan anentianer yang menimbulkan bau fintan dan tumbuhan permen (Fessenden.1992).
            Keton tak mudah dioksidasi mengenai kekecualian tetapi aldehid sangat mudah teroksidasi menjadi asam karboksilat, hampir setiap eagensial yang mengoksidasi aldehis (Koesoed.1966).

Daftar Pustaka Materi diatas ada di bawah ini silahkan Download


Jika link di atas tidak berfungsi silahkan coba yang di bawah ini



ETIL ASETAT (ESTERIFIKASI)

ETIL ASETAT (ESTEREFIKASI)Etil karboksilat sederhana adalah seyawa netral, tidak dapat membentuk ikatan hidrogen meskipun molekulnya polar. Senyawa ini kurang dapat larut dalam air dan titik didihnya lebih rendah dibandingkan dengan asam karboksilat. Ester dapat berikatan Hodrogen dengan air, ester merupakan turunan asam karboksilat dengan pergantian hidrogen dari gugus hidroksilnya.
      Esterifikasi asam asetat dengan alkohol merupakan reversibel untuk membuat reaksi kebalikannya seperti hidrolisis berkatalis asas dari ester menjadi asam karboksilat digunakan air berlebih. Kelebihan air akan menggeser kesetimbangan ke arah sisi asam karboksilat.Ester merupakan suatu senyawa nonpolar, karena mampu mengikat atom C sebagai rantainya.
      Untuk mengetahui ester tersebut bersifat basa atau asam, dapat dibandingkan dengan mencampurkan asam asetat dan asam sulfat dengan cara destilasi dan ekstraksi, sehingga dapat dengan mudah diketahui sifatnya. Bau atau tidak bau, terjadi pemisahan larutan atau tidak.
Esterifikasi asam asetat dengan alkohol merupakan reaksi reversibel. Bila asam karboksilat di esterifikasikan, digunakan alkohol terlebih dahulu. Untuk membuat reaksi kebalikannya seperti hidrolisis berkatalis asas dari ester menjadi asam karboksilat digunakan air berlebih. Kelebihan air akan menggeser kesetimbangan kearah sisi asam karboksilat (Besari Ismail. 1982).
Jika asam karboksilat dan alkohol dan katalis asam (biasanya HCl dan H2SO4) terdapat kesetimbangan ester dengan air. Proses ini disebut esterifikasi fister yaitu berdasarkan nama etil fister. Kimiawan organik abad ke-19 yang mengembangkan metode ini walaupun  reaksi ini adalah reaksi kesetimbangan dapat juga digunakan untuk membuat ester dan hasil yang tinggi dan menggeser kesetimbangan tekanan dengan menggunakan alkohol dalam jumlah yang berlebihan (Hart,1987)
Ester karboksilat dihasilkan jika asam karboksilat direaksikan dengan alkohol. Ester karboksilat sederhana adalah senyawa netral. Molekulnya polar tetapi tidak dapat membentuk ikatan homogen sesamanya. Senyawa ini kurang dapat larut dalam air dan titik didihnya lebih rendah dibandingkan asam Karboksilat awalnya. Ester dapat terikat dengan hidrogen dan air (Wilbraham, 1992).

Daftar Pustaka Materi diatas ada di bawah ini silahkan Download


Jika link di atas tidak berfungsi silahkan coba yang di bawah ini

KEMURNIAN SENYAWA ORGANIK

Senyawa organik dapat dimurnikan dengan berbagai cara, diantaranya dengan cara destilsi, sublimasi, atau ekstraksi. Destilasi adalah pemisahan campuran cairan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Sublimasi merupakan pemisahan zat padat berdasarkan perbedaan tingginya tekanan uap masing-masing zat padat dibawah temperatur titik leburnya. Sedangkan ekstraksi adalah suatu zat yang larut dalam dua pelarut yang tidak bercampur akan terlarut sesuai dengan koefisien distribusinya.
            Materi dialam pada umumnya merupakan campuran, maka untuk mendapatkan suatu zat tertentu yang murni perlu dilakukan pemisahan dengan berbagai cara, beberapa diantaranya telah disebutkan pada paragraf diatas. Pemisahan dengan berbagai cara itu adalah, filtrasi (penyaringan), kristalisasi (pengkristalan), destilasi (penyulingan), ekstraksi (penyaringan), absropsi (penyerapan) kromatografi (pemisahan zat-zat berwarna) dan sublimasi. 
Banyak senyawa organik yang sebenarnya tak dapat larut dalam air, mereka semua mempunyai kelarutan yang terhingga betapapun kecilnya. Tetapi hasil kali kelarutan, Ksp merupakan suatu ukuran kelarutan dari senyawa yang sedikit dapat larut seperti itu (Catton, 1997).
            Dua kation yang terlarut membentuk endapan serupa dengan kelarutan yang cukup berlainan dapat dipisahkan dengan cara pemilihan pengendapan selektif atau pengendapan fraksional (Keenan, 1980).
            Senyawa organik dapat dimurnikan dengan berbagai cara, diantaranya destilasi, sublimasi, atau ekstraksi. Destilasi adalah pemisahan campuran cairan berdasarkan perbedaan tingginya tekanan uap masing-masing zat padat dibawah temperatur titik leburnya. Sedangkan ekstraksi adalah suatu zat yang terlarut dalam dua pelarut yang tidak bercampur, akan trlarut sesuai dengan koefisien distribusinya (Fessenden, 1982).


Daftar Pustaka Materi diatas ada di bawah ini silahkan Download


Jika link di atas tidak berfungsi silahkan coba yang di bawah ini

FENOL (FENIL ALCOHOL)

Fenol (fenil alcohol) merupakan zat padat yang tidak berwarna yang mudah meleleh dan terlarut baik didalam air. Dalam mencoba keasaman reaksi dalam zat-zat kimia seperti asam asetat, dan lain-lain banyak digunakan indicator, indicator seperti kertas lakmus.
Fenol yang diketahui fungsinya sebagai zat desinfektan yang umum dipakai orang. Berbeda dengan alcohol alifatik, fenol sebagai alcohol aromatic mempunyai sifat yang berbeda. Dalam air fenol sedikit terionisasi menghasilkan ion H+ dengan Ka = 10-10.
Suatu fenol (ArOH) ialah senyawa dengan suatu gugus OH yang terikat pada cincin aromatic. Gugus OH merupakan activator kuat dalam reaksi substitusi aromatic elektrofilik. Karena ikatan sp2 lebih kuat dari pada ikatan oleh karbon sp3, maka ikatan C-O dari suatu fenol tidak mudah terputuskan. Meskipun ikatan C-O fenol tidak mudah patah, ikatan OH mudah putus. Fenol reaksi lainya yang menarik adalah reaksi dengan kloroform dalam basa berair yang disusul dengan perlakuan dengan asam berair.
Fenol adalah suatu gugus senyawa yang dianggap berasal dari benzene dengan mengganti satu atau lebih atom H dengan gugus ori atau hidroksil. Oleh karena itu fenol dapat dibedakan atas fenol monovalen, bila hanya satu atom H diganti dengan gugus OH. Fenol divalent, bila 2 atom H. fenol bersifat sebagai asam lemah didalam air. Karena mengalami ionisasi, fenol dapat digunakan sebagai anti septic, pembuatan asam fikrat, asam solosilat, dan lain-lain (Margen, 1982).
Suatu fenol adalah suatu senyawa dengan suatu gugus OH yang terikat pada cincin aromatic elektronik, meskipun ikatan C-O fenol tidak mudah pecah, ikatan OH mudah putus. Fenol merupakan asam yang lebih kuat dari alcohol dan air. Fenol sendiri bertahan terhadap oksidasi, karena pembentukan suatu gugus karbonil akan mengakibatkan dikarbonya penstabilan aromatik (Fessenden, 1982).
Gugus hidroksil adalah gugus pengaktif yang kuat sehingga fenol akan mengalami reaksi substitusi elektronik pada kondisi yang rusak sekalipun. Misalnya fenol dapat dinitrasi dengan memperlakukannya dengan asam nitrat encer dan akan memberikan paling banyak isomer nitrofenol (Siregar, 1988).

Daftar Pustaka Materi diatas ada di bawah ini silahkan Download


Jika link di atas tidak berfungsi silahkan coba yang di bawah ini

Ilmu Biokimia dan Konsep Dasar

Ilmu Biokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang peranan berbagai molekul dalam reaksi kimia dan proses yang berlangsung dalam makhluk hidup. Jangkauan ilmu Biokimia sangat luas sesuai dengan kehidupan itu sendiri. Tidak hanya mempelajari proses yang berlangsung dalam tubuh manusia, ilmu Biokimia juga mempelajari berbagai proses pada organisme mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks.

Ilmu Biokimia dan Konsep Dasar
BIOKIMIA
Untuk memberikan pemahaman mengenai konsep-konsep dasar yang terjadi dalam berbagai proses dalam kehidupan, maka diberikanlah Modul pengantar Biokimia yang dibagi menjadi empat mata ajaran utama yaitu
      1.     PROTEIN.
Protein merupakan makromolekul terbanyak dalam makhluk hidup dan mempunyai berbagai peranan penting. Protein terpenting adalah enzim yang merupakan biokatalisator dalam sel. Selain itu protein juga berfungsi sebagai alat transport (hemoglobin), alat pertahanan tubuh (antibodi), hormon, dan lain-lain.

2.     DNA & EKSPRESI GENETIK.
DNA mengandung informasi genetik yang kemudian disalin dan diterjemahkan sehingga dibentuk asam amino yang kemudian menjadi protein. Juga dibahas mengenai DNA rekombinan, rekayasa genetik dan proyek human genome.

3.     MEMBRAN & KOMUNIKASI ANTAR SEL.
Setiap sel makhluk hidup dibungkus oleh membran yang menyebabkan isi sel tidak bercampur dengan luar sel. Walaupun dilapisi oleh membran, tetap terjadi interaksi antara sel yang satu dengan sel yang lain karena adanya komunikasi antar sel yang diperantarai oleh berbagai caraka kimia dan reseptornya pada membran dan diteruskan dengan berbagai proses dalam sel.

4.     TRANSDUKSI ENERGI & METABOLISME.
Metabolisme membahas bagaimana caranya terbentuk energi (ATP) dalam bioenergetika. Juga dibahas mengenai bagaimana caranya makromolekul yang diperoleh dari makanan dapat diolah menjadi mikromolekul sehingga dapat digunakan tubuh untuk menghasilkan energi. Juga dibicarakan bagaimana makromolekul dapat dibentuk di dalam tubuh dari prekursornya beserta proses pengaturannya dan enzim-enzim yang berperan. Selain itu, dibahas juga mengenai metabolisme non-nutrien, seperti nukleotida, porfirin dan xenobiotik.

Pemahaman mengenai Ilmu Biokimia bermanfaat bagi mahasiswa  untuk memahami berbagai fenomena dalam mempelajari penyakit dan perkembangan ilmu kedokteran yang sangat pesat.


|DOWNLOAD BAHAN KULIAH BIOKIMIA POWER POINT |

DOWNLOAD BAHAN KULIAH BIOKIMIA POWER POINT BAGIAN 1 /BIOCHEMISTRY POWER POINT LECTURES PART 1

BACA DULU SEBELUM DOWLOAD

Bahan kuliah biokimia di bawah ini dalam format PPT dan berbahasa inggris silahkan di downlaod, pada saat mendowload anda akan di arahkan ke bagian iklan dulu tunggu beberapa saat dan akan muncul skipads di pojok kanan atas tekan skip dan bahan akan terdowload secara otomatis. SELAMAT MENDOWNLOAD.

READ PLEASE BEFORE DOWNLOAD

ENGLISH VERSION (TRANSLET BROKEN)

Biochemistry lecture material belowin PPT format and speak english please in downlaod, when downloading you will be directed to the first ad wait a while and will appear in the upper right corner skipads press skip and materials will be automatically dowload. HAPPY DOWNLOADING.

Bahan 1a - Foundations of Biochemistry 2.8 MB
Bahan 1b - 2.95 MB
Bahan 2 - Thermodynamics and Chemical Equilibria .53 MB
Bahan 3 - Molecules and Water 2.28 MB
Bahan 4 - Acids and Bases 813 KB
Bahan 5 - Amino Acids 1.45 MB
Bahan 6 - Protein Structure 4.45 MB
Bahan 7 - Protein Purification 3.21 MB
Bahan 8 - Protein Evolution and Analysis 2.4 MB
Bahan 10 - Protein Secondary Structure 1.25 MB
Bahan 11 - Protein Secondary Structure II 2.45 MB
Bahan 12a - Protein Structure 2.02 MB
Bahan 12b - Protein Structure (cont.) 3.78 MB
Bahan 13 - Protein Function (Globins & Antibodies) 4.5MB
Bahan 14 - Protein Function (Globins & Antibodies cont.) 4.5MB
Bahan 16 - Enzyme Kinetics and Catalysis 3.3MB
Bahan 17 - Enzyme Kinetics and Catalysis II 2.1MB
Bahan 15a - Catalysis 3.2MB
Bahan 15b - Mechanisms of Lysozyme
Bahan 18 - Protein Folding, Chaperones, Prions, Alzyheimer's 3.0MB
Bahan 19 -Metabolism and Sugars 3.1MB
Bahan 20 - Metabolism II and Glycolsis 4.3 MB
Bahan 21 - Glycolysis 2.5 MB
Bahan 22 - Glycolysis(cont.) 2.8 MB
Bahan 23 - Citric Acid Cycle 2.6 MB
Bahan 24 - Citric Acid Cycle II/Pentose Phosphate Pathway 3.6 MB
Bahan 25 - Gluconeogenesis/Evaluations 3.1 MB

 
© Bosan Kuliah All Rights Reserved