Tampilkan postingan dengan label MESIN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MESIN. Tampilkan semua postingan

PELUMASAN PADA MESIN

Minyak pelumas bahan dasarnya dari minyak dasar mineral, minyak dasar alami atau minyak dasar sintesis. Minyak pelumas saat ini sebahagian besar dibuat dari minyak dasar mineral yang berasal dari tambang yang diolah dengan cara penyulingan. Apabila persedian minyak bumi sudah menipis, minyak pelumas dibuat dari minyak sintesis, nabati, atau hewan. Minyak pelumas dengan bahan dasar alami merupakan minyak pelumasa yang paling baik. Akan tetapi, jumlahnya saat ini jumlahnya belum sesuai dengan kebutuhan. Minyak dasar alami berasal dari tumbuh – tumbuhan, minyak jarak, kopra, dan kelapa sawit, minyak ini dapat dibuat dari lemak hewan.
            Viskositas minyak pelumas menunjukkan kemampuan terhadap laju aliran minyak. Viscositas minyak ditentukan dengan mengukur sample minyak. Pengolahan dilakukan dengan memanaskan minyak tersebut sampai pada suhu tertentu, kemudian dialirkan melalui lubang pada viscometer. Lamanya waktu yang ditentukan untuk meneteskan minyak pelumas dari viscometer ke gelas ukur, menetukan nilai kekentalan minyak pelumas. Minyak pelumas yang mengalirkan lebih cepat, viskositasnya rendah, sedangkan untuk mengalirkannya lambat viskositasnya tinggi.
            Suatu badan internasional yaitu Society of Automotive Engginers (SAE), mempunyai standar kekentalan dengan awalan SAE didepan indek kekentalan. SAE telah membuat indeks dengan kekentalan yang telah diikuti dengan huruf W, yang menunjukkan kekentalan minyak pelumas pada temperatur -20°C dan disebut rendah. Mesin yang memakai minyak pelumas dengan kekentalan rendah, mudah dihidupkan, khususnya pada musim dingin. Pelumas dengan kekentalan rendah ditandai dengan SAE 10 W, SAE 15 W, SAE 20 W. sedangkan minyak pelumas dengan untuk kebutuhan dengan temperatur 100°C , tidak ditandai dengan huruf W, tetapi SAE 30, SAE 40, SAE 90 dan seterusnya.
            Minyak pelumas yang dapat memenuhi kebutuhan pada temperatur rendah, yaitu pada saat mesin mulai dihidupkan dan dapat memenuhi pada saat mesin sudah panas, disebut dengan minyak pelumas multi grade oil (serbaguna). Misalnya SAE 5 W- 20, SAE 10 W - 20, SAE 10 W – 30, SAE 10 W – 30, SAE 10 W – 40, SAE 10 W – 50 dan seterusnya.
            SAE 20 W – 40, artinya minyak pelumas standar SAE 20 pada temperatur - 20°C dan standar minyak pelumas sampai SAE 50 pada temperatur 100°C.

KLASIFIKASI MINYAK PELUMAS.
            Minyak pelumas untuk engine diklasrifikasikan sesuai dengan standar American Petroleum institute (API) dan dites sesuai dengan standarnya. Klasifikasi API biasanya tercantum pada masing – masing kemasan minyak pelumas. Hal ini untuk menambahkan tingkatan SAE. Pemilihan minyak pelumas akan lebih mudah, apabila dilihat dari perbandingan kondisi pengoperasian kendaraan.

Klasifikasi API
Penggunaan dan kualitas Oli
SA
Minyak murni tanpa bahan tambahan
SB
Digunakan untuk mesin operasi ringan yang mengadung sedikit anti oxiden
SC
Oli yang mengandung detergen, dispersant, anti oxidant dan lain –lain.
SD
Digunakan untuk mesin yang beroperasi dengan temperature tinggi, mengandung resisting agent, anti oxidant dan lain –lain
SE
Digunakan untuk mesin sedang engandung rersisting agent, oxidant yang lebih banyak
SF
Tingkat aliran tinggi dengan pemakaian resitane dan daya tahan lebih tinggi
         

KLASIFIKASI MINYAK PELUMAS UNTUK MOTOR DIESEL.
            Tekanan kompresi dan tekanan pada motor diesel lebih tinggi dari motor bensin, oleh karena itu oli mesinnya harus mempunyai kekuatan detergent dispersant yang baik dan dapat menetralisir asam belerang akibat pembakaran.

Klasifikasi Api
Penggunaan dan kualitas Oli
CA
Dipergunkan untuk mesin diesel operasi beban ringan
CB
Dipergunakan untuk mesin diesel operasi sedang
CC
Dapat dipergunakan untuk mesin diesel yang memakai Turbo Charger, dengan operasui temperatur sedang
CD
Dipergunakan untuk mesin diesel yang memakai Turbo Charger, dengan kandungan sulfur pada bahan sedikit.

OLI UNTUK RODA GIGI.
            Oli untuk roda gigi mempunyai kekentalan yang tinggi. Hal ini untuk mengurangi kerusakan pada roda gigi, bantalan dan kebocoran. Oli untuk roda gigi mempunyai standar kekentalan 75w, 80w, 85w, 90w, 140w dan 250w, sedangkan differential dan tranmisi pada kendaraan umumnya memakai oli SAE 90 atau 80w – 90.

Klasifikasi Api
Penggunaan dan Kualitas Oli
GL1
Mineral murni untuk roda gigi, tetapi jarang dipakai pada kendaraan.
GL2
Untuk worm gear, mengandung minyak hewani dan tumbuh – tumbuhan
GL3
Untuk transmisi manual dan steering gear, mengandung bahan extreme – pressure resisting
GL4
Untuk hypoid gear, mengandung bahan tambah extreme – pressure resisting yang lebih banyak dari GL3
GL5
Untuk differential yang dilengkapi hypoid gear, kandungan extreme pressure lebih besar dari GL4, dan kondisi yang lebih berat

            Pada saat pompa berputar, pompa akan menghisap oli dari panci minyak dan menyalurkan keseluruh komponen setelah melalui filter. Bila tekanan melebihi batas yang ditentukan, maka relief valve akan terbuka sehingga sebagian oli yang dipompakan dikembalikan ke panci minyak. Bila tekanan terlalu rendah, dapat dilihat alat ukur atau lampu akan tetap menyala.

PERAWATAN SISTEM PELUMASAN
            Pada motor terdapat dua sumber utama yang dapat mencemari oli, yaitu partikel – partikel logam akibat gesekan serta karbon akibat kebocoran gas bekas.
            Filter, dalam fungsinya, menyaring kotoran – kotoran ini. Pada jangka waktu tertentu, filter akan tersumbat (buntu) akibatnya filter tidak akan berfungsi dengan baik.
            Bila demikian, sebagian besar oli yang akan disalurkan kedalam system mengalir dalam keadaan kotor. Hal ini akan mempercepat tingkat keausan komponen. Untuk mengulangi hal ini, perlul dilakukan penggantian filter secara berkala. Di sisi lain, oli yang telah dipakai pada waktu tertentu (berdasarkan jarak tempuh atau waktu kerja) juga harus diganti sebab kekentalan oli umumnya telah berubah (bertamabah encer). Hal lain yang perlu diperhatikan adalah jumlah oli  didalam motor. Jumlah oli yang tidak sesuai akan mengganggu sistem pelumasan dan unjuk kerja motor.

GANGGUAN PADA SISTEM PELUMASAN.
  1. Mesin dapat distarter, tetapi tekanan oli tetap atau tidak ada tekanan
Kemungkinan penyebab kerusakan
Perbaikannya
a. Minyak pelumas terlalu rendah
a. Ganti minyak pelumas dengan minyak pelumas yang sesuai
b. Komponen – komponen pompa
b. Bongkar dan periksa komponen – komponen pompa, ganti jika aus
c. Saringan oli tersumbat
c. Ganti dengan saringan oli
d. Katup pengatur tekanan oli rusak
d. Bongkar katup pengatur tekanan oli dang ganti jika rusak.
e. Alat pengukur tekanan oli rusak.
e.1. Buka sending unit & dan hidupkan mesin. Apabila oli memancar berarti alat pengopntrol rusak.
e.2. Periksa sistem pengontrol tekanan oli, perbaiki/ganti jika rusak
f. Minyak pelumas terlalu sedikit
f. Tamabah minyak pelumas, sesuai kebutuhan
g. Paking atau sil yang berhubungan dengan saluran minyak pelumas bocor.
g. Ganti paking atau sil dengan baik.

2.      Pada waktu mesin beroperasi.
Kemungkinan penyebab kerusakan
Perbaikannya
a.kekentalan minyak pelumas berkurang, karena mesin terlalu panas
a. Periksa mesin, setel sistem pengapian dan perbaiki system bahan bakar
b. kerusakan pada bantalan
b. bongkar mesin dan perbaiki
c. Tutup pembuangan oli pada panci oli bocor
c. perbaiki tutup pembuangan oli
d. sil pada poros engkol bocor
d. ganti sil poros engkol


DAFTAR PUSTAKA

1.      John Deere and company 1991, Fundamental of service, Illionis USA.
2.      Martin W. Stockel/Marten T. Stokel 1994, Auto service and Repaire, Southoland, Illionis, The Good Heart Wilcox Company, Inc,.

3.      PT. Toyota Astra Motor, Step 2, Engine Group.
4.      PT. Toyota Astra Motor, New Step 1, Training Manual, 1995.
5.      Ed May, William H. Crouse, Automotive Mechanics, MC Grow Book Company Sydney, 1995. 

SISTEM - SISTEM PADA MOTOR

  1. Sistem starter
motor listrik digunakan untuk memutar awal motor melalui roda penerus dan poros engkol. System starter terdiri dari motor listrik dan penggerak. Pengerak mempunyai roda gigi kecil yang akan berhubungan dengan roda gigi penerus pada saat diputar. Energi listrik diperoleh dari batere. Kelengkapan lain adalah kelengkapan pengendali seperti kunci kontak dan lain – lain.
  1. Sistem bahan bakar
Ada 4 macam bahan bakar yang digunakan pada bidang otomotif.
    1. system karburator pada motor bensin.
    2. System injeksi bahan bakar pada motor bensin.
    3. Sistem yang menggunakan bahan bakar gas cair atau gas alam.
    4. Sistem injeksi bahan bakar pada motor diesel.
Seluruh system diatas tidak sama. Namun pada umum semuanya mempunyai kesamaan, yaitu mempunyai tangki bahan bakar dan udara dengan campuran yang tepat sehingga dapat terbakar di dalam ruang bakar.
  1. Sistem pengapian
Motor bensin dan motor bahan bakar gas mempunyai system pengapian. System ini diperlukan untuk memercikkan bunga api yang akan membakar bahan bakar di ruang bakar. Oleh sebab itu motor bensin disebut motor penyalaan busi (spark Ignition Engine). Hal ini yang membedakan antara motor bensin dengan motor diesel, motor diesel tidak memerlikan penyalaan busi melainkan penyalaan dengan kompresi (Compression Engine). Pembakaran pada motor diesel terjadi pada saat bahan bakar disemprotkan kedalam silinder. Temperatur udara yang dikompresi di dalam silinder menjadi tinggi karena pengaruh udara panas untuk membakar bahan bakar yang disemprotkan melalui injector.
  1. Sistem pendingin
Motor, saat beroprasi, menghasilkan panas yang cukup tinggi, akibat dari pembakaran campuran udara dan bahan bakar. Sebagian panas yang dihasilkan digunakan sebagai daya penggerak (Out Put motor), sebahagian didistribusikan ke komponen – komponen motor dan sebagian lagi terbuang bersama gas bekas panas yang diterima komponen motor sangat tinggi, tentunya dapat merusak motor, oleh sebab itu panas yang diterima komponen mesin harus dikurangi. System pendingin ini berfungsi mengurangi panas yang diterima motor. Namun dalam kerjanya, system pendingin tidak hanya menyerap panas motor, tetapi juga menjaga suhu motor agar tetap stabil pada tingkat yang telah ditentukan.
            Pada system pendingin yang menggunakan media air, pendingin dilakukan dengan mensirkulasikan air melalui saluran – saluran yang terdapat di dalam motor. Pada system yang menggunakan udara, pendinginan dilakukan dengan mensirkulasikan udara melalui sirip – sirip pendingin.
  1. Sistem pelumasan
System pelumasan motor terdiri dari pompa oli, pipa – pipa, saringan oli serta saluran – saluran di dalam motor. Oli dari panic miyak disalurkan melalui saluran – saluran ke seluruh komponen motor yang dialirkan dengan menggunakan pompa. Pelumasan ini tidak hanya mengurangi gesekan tetapi juga mencegah keausan dan mengurangi panas komponen.
  1. Sistem pemasukan udara
Sistem pemasukan udara berfungsi untuk menyediakan udara yang sudah bersih dan menyalurkannya ke dalam silinder motor. Pada motor bensin yang disuplai adalah campuran udara dan bahan bakar, sedangkan pada bahan bakar diesel adalah hanya udara bersih saja.
  1. Sistem pembuangan gas bekas
sistem pembuangan gas bekas berfungsi untuk menyalurkan gas bekas (hasil pembakaran) ke luar silinder motor dan sekaligus mengurangi kebisingan. Sistem ini terdiri dari saluran buang, pipa buang dan peredam. Pada motor yang menggunakan bahan bakar yang tidak mengandung timah dilengkapi dengan katalik konveter.
  1. Sistem pengisian
Alternator digerakkan oleh motor. Alternator merubah tenaga mekanik menjadi tenaga listrik. Batere mensuplai kebutuhan listrik untuk motor starter dan sistem pengapian pada saat di start, tetapi setelah engine hidup, alternator akan mensuplai seluruh kebutuhan listrik kendaraan serta mengisi kembali (mengganti) arus batere yang terpakai pada saat start.
 
© Bosan Kuliah All Rights Reserved