Pendahuluan
Kozier Barabara ( 1983) dalam bukunya yang berjudul Fundamentals of Nursing Concepts and Procedures mengatakan bahwa kosep keperawatan adalah tindakan perawatan yang merupakan konfiguasi dari ilmu kesehatan dan seni merawat yang meliputi pengetahuan ilmu humanistik, philosopi perawatan, paktik klinis keperawatan, komunikasi dan ilmu sosial. Konsep ini ingin memberikan penegasan bahwa sifat seorang manusia yang menjadi target pelayanan dalam perawatan adalah bersifat bio-psycho-sosi al-spiritual. Oleh karenanya tindakan perawatan harus didasarkan pada tindakan yang komprehensif sekaligus holistik.
Budaya merupakan salah satu dari perwujudan atau bentuk interaksi yang nyata sebagai manusia yang bersifat sosial. Budaya yang berupa norma , adat istiadat menjadi acuan perilaku manusia dalam kehidupan dengan yang lain. Pola kehidupan yang berlang sung lama dalam suatu tempat , selalu diulangi, membuat manusia terikat dalam proses yang dijalaninya. Keberlangsungan terus menerus dan lama merupakan proses internalisasi dari suatu nilai-nilai, yang mempengaruhi pembentukan karakter, pola pikir, pola perilaku yang kesemuanya itu akan mempunyai pengaruh pada pendekatan intervensi keperawatan ( cultural nursing approach ).
Latar Belakang
Seorang perawat kesehatan adalah petugas kesehatan yang mempunyai peran domi-
nan dalam membantu pasien sembuh dari penyakit yang dideritanya. Seorang perawat sebagai ujung tombak pelayanan di rumah sakit, sebagai aktor yang langsung berhadapan dengan pasien dalam waktu yang lama. Kondisi yang seperti itu menuntut totalitas seo-rang perawat dalam menjalankan fungsinya. Profesionalitas menjadi tuntutan yang harus selalu ditingkatkan. Profesionalitas akan terus tumbuh dan berkembang bila seorang pera wat mempunyai kemauan untuk mengembangkan berbagai pengetahuan yang berhubungan dengan profesi keperawatan. Profesi keperawatan bersifat multikausal dan multidisiplin. Seorang perawat kesehatan harus mampu membuat konfigurasi berbagai disiplin ilmu yang dibutuhkan dengan fakta real yang pada setiap pasien yang mempunya kasus, latar belakang berbeda-beda ( multikausal ).
Model pendekatan yang harus selalu diingat oleh seorang perawat kesehatan pada saat melalukan intervensi adalah model pemenuhan harapan pasien. Pemenuhan harapan pasien akan dapat dipenuhi bila seorang selalu mengacu pada kebutuhan yang te hirarkisnya telah dibuat oleh Maslow. Pendekatan untuk memenuhi kebutuhan pasien tidak dapat dilepaskan dengan field of experience ( pengalaman masa lampau hidupnya ) yang sangat dipengaruhi oleh internalisasi nilai-nilai budaya yang sudah menyatu dalam diri pasien.
Nilai-nilai budaya berifat kompleks, karena setiap manusia yang menjadi pasien mempunyai latar belakang, lingkungan hidup, pengalaman hidup, tidak sama. Perkem-bangan IPTEK mempunyai dampak dalam dinamika nilai-nilai budaya, yang mempenga ruhi paradigma seseorang terhadap persepsi sesuatu yang dihadapinya. Realitas yang se perti itu menuntut seorang perawat yang selalu berhadapan dengan pasien harus banyak memahami model pemenuhan harapan pasien bukan hanya dari sisi metode pelayanan klinis teknis keperawatan namun pendekatan nilai-nilai budaya yang beraneka ragam yang men jadi milik pasien harus dimengerti dan difahami , agar harapan pasien sebagai manusia dapat dipenuhi secara komprehensif dan holistik.
Pelayanan perawatan akan masuk dalam katagori berkwalitas bila tindakan layanan yang dilakukan oleh seorang tanaga perawatan dilandasi pada standard keperawatan yang mampu memenuhi harapan pasien
Pengertian Transkultural
Bila kita tinjau dari makna kata, transkultural berasal dari kata trans dan culture.
trans berarti alur perpindahan, jalan lintas, atau pengubung sedangkan cultural berarti budaya, transcultural dapat diartikan lintas budaya yang mempunyai efek bahwa budaya yang satu mempengaruhi budaya yang lain.
Leininger ( 1991 ) , mengatakan bahwa transcultural nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai-nilai budaya ( nilai budaya yang berbeda, ras, yang mempengaruhi pada seorang perawat saat melakukan asuhan keperawatan kepada pasien / klien
Croos, T., Bazron, B., Dennis, K., and Isaacs, M ( 1989 ) memberikan acuan li-ma (5) element budaya yang perlu diketahui dan mampu diimplemetasikan oleh seorang perawat dalam intervensi keperawatan yakni :
1. menilai keanekaragaman budaya
2. mempunyai kapasitas untuk meng-assessment budaya
3. menjadari bahwa budaya bersifat dinamis dan inherent dalam ketika terjadi interaksi budaya
4. mempunyai pengetahuan budaya yang sudah dilembagakan
5. mempunyai adaptasi yang terus menerus dikembangkan dalam upaya merefleksikan dan memamahami keanekaragaman budaya.
Kelima element di atas hendaknya akan selalu diwujudkan pada setiap langkah,pe
rilaku layanan kepada pasien / klien baik di rumah sakit maupun di masyarakat. Dengan kata lain seorang perawat kesehatan harus mampu mewujudkan peran / fungsi seorang pe rawat mulai dari tingkat pelaksana, pengelola, pendidik sampai pada peneliti. Karena seti ap perwujudan peran seorang perawat akan selalu berinteraksi dengan manusia / klien.
Meyer CR, ( 1996 ) bahkan memberikan tuntutan empat hal yang harus di punyai seorang perawat sebagai provider dalam mengimplementasikan kompetensi asuhan keperawatan yakni,
1). mempunyai kapabelitas menghadapi tantangan langsung perbedaan klinis dari klien yang berbeda suku dan ras, 2). mempunyai kemampuan komunikasi dalam mengha dapi klien yang beraneka ragam latar belakang, 3). mempunyai kapabelitas dalam bidang ethics, 4). mempunyai kapebelitas menumbuhkan kepercayaan.
Belajar terus menerus merupakan salam satu hal yang harus menjadi milik seorang per-wat kesehatan. Transcultural Nursing Knowledge akan menjadi milik seorang perawat dalam meningkatkan mutu pelayanan bila dirinya terus dikembangkan dan mempunyai motivasi tinggi untuk terus melakukan evaluasi pada setiap intervensi pada klien / pasien. Hal yang harus diingat bahwa trasncultural akan selalu terjadi pada setiap intervention nursing dan sifatnya dinamis.
Implementasi Dalam Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah penting bagi seorang perawat kesehatan sebelum
melakukan tindakan / intervensi. Langkah awal yang harus dilakukan seorang perawat dalam pengkajian adalah anamnese, teknik pelaksanaannya dengan interview, observasi, studi dokument, dan pemeriksaan fisik. Analisa data adalah langkah selanjutnya setelah anamnese dilakukan . Langkah ini penting karena dengan analisa seorang perawat mengklasifikasikan data-data sesuai dengan karakter dan relevansinya, sehingga pada saat melakukan diagnosa menghasilkan diagnosa keperawatan yang akurat. Akuratsi diag nosa akan sangat mempengaruhi seorang perawat membuat asuhan keperawatan sesuai de pemenuhan kebutuhan yang diharapkan pasien.
Pada saat seorang perawat melakukan anemnese terjadi interaksi antara perawat dengan pasien / klien saat itu terjadi transcutural nursing process.Proses adaptasi live value yang dimiliki oleh seorang perawat dengan pasien / klien terjadi. Nilai-nilai kehi-dupan antara mereka bisa berbeda, mungkin juga tidak jauh berbeda, walaupun demikian perbedaan tetap ada, karena frame of reference dan field of experience setiap individu akan berbeda.
Pertemuan nilai-nilai budaya yang berbeda yang menjadi landasan prinsip dan nilai kehidupan seseorang akan bisa terjadi titik temu. Pertemuan kedua nilai-nilai budaya yang ber beda melalui proses yang disebut dengan transculural. Dalam pengkajian terjadi bentuk interaksi yang sifatnya cooperative. Seorang perawat untuk melakukan anamnese harus mampu menciptakan kenyamanan, kepercayaan. Kenyamanan, kepercayaan meru pakan point penting dalam menyamakan suatu persepsi terhadap sesuatu yang dilakukan oleh seorang perawat terhadap pasien / kliennya. Kesamaan persepsi diperlukan karena pada setiap interview, pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh seorang perawat terhadap pasien / klien diperlukan kolaborasi. Kolaborasi akan berjalan lancar bila perjalanan , lintas nilai-nilai budaya pasien dan perawat terjadi proses asimilasi, yang akan membuahkan nilai-nilai baru yang menjadi milik pasien / klien dan perawat. Pasien / klien akan bersedia berkolaborasi bila setiap tindakan yang dilakukan oleh perawat dimengerti, difahami berdasarkan pada tolok ukur nilai-nilai pasien/ klien yang mendasari persepsi setiap tindakan pada dirinya.Adekuat perspepsi antara perawat dan pasien / klien dalam setiap tindakan dalam proses perawatan merupakan salah satu pendorong terjadinya percepatan therapy
Seorang perawat kesehatan seyogyanya mempunyai kemampuan untuk mengerti dan memahami bahwa setiap tindakan pelayanan perawatan kepada pasien ada proses lin tas budaya yang mempengaruhi. Pelayanan perawatan seorang perawat dilakukan terha-dap pasien / klien yang tidak membedakan ras, agama, pendidikan, bangsa, jenis kelamin, golonga, suku. Pelayanan perawatan kesehatan adalah publik, siapapun yang membutuhkan mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan / tindakan keperawatan. Seorang yang sudah menentukan pilihan profesinya sebagai seorang perawat kesehatan / paramedis, dalam sumpah profesi seorang perawat / paramedis sudah mengucapkan sumpah / janji bahwa dalam melakukan pelayanan tidak akan diskriminatif
Lintas Budaya dalam Perawatan dan Pendidikan Tenaga Perawatan
Selama tiga dekade terakhir, tenaga keperawatan harus mengembangkan, meningkatkan pengetahuan / ilmunya, karena tuntutan klien dari hari kehari semakin kompleks, profesionalitas tenaga perawatan terus menerus harus ditingkatkan kwalitas-nya bila profesi keperawatan mengharapkan tidak ditinggal atau diabaikan oleh masyara-kat dan atau oleh profesi kesehatan lain.
Era global tidak pernah akan dapat dihindari oleh siapapun termasuk profesi kepe rawatan. Pertukaran informasi begitu cepat, sarana transportasi semakin mobil, kemajuan iptek terus melaju, ini semua akan sangat mempercepat transcultural process dalam setiap profesi, termasuk profesi perawat.
Pendidikan tenaga perawatan mau tidak mau, senang maupun tidak senang harus membekali peserta didiknya tentang asuhan keperawatan yang adekuat dengan nilai-nilai kultur yang menjadi milik klien / pasien, selain management keperawatan yang harus men jadi acuan dalam setiap intervensi. Pada dewasa ini ( era global ), nilai-nilai kultural menjadi suatu yang urgent.dalam setiap tindakan perawatan.
Tantangan yang signifikan bagi profesi keperawatan pada abad duapuluh satu, berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Ryan dan kawan-kawan di Amerika Serikat tentang transcultural nursing menghasilkan rekomendasi :
1. Tenaga perawatan harus mengerti, memahami transcultural nursing
2. Transcultural nursing sebagai kesatuan integral dalam setiap intervensi, setiap tenaga paramedis diharapkan mempunyai kompetensi.
3. Setiap lembaga pendidikan tenaga paramedis hendaknya memberikan kompe tensi transcultural nursing kepada mahasiswa/i,
4. Pengetahuan dan Penelitian tentang transcultural nursing terus menerus dilakukan dalam praktik / pelayanan.
5. Di lahan praktik / pelayanan perlu adanya pendamping yang mengerti dan mengerti transcultural nursing
Leininger dan McFarland, mengatakan bahwa pada tahun 2015, semua tenaga parmedis ( perawat ) sudah siap secara adekuat pada setiap tindakan keperawatan antara pengetahuan / konsep keperawatan dengan nilai-nilai lintas budaya pada setiap pasien / klien yang dilayaninya, karena tantangan lintas nilai-nilai budaya pada milenium ketiga akan sangat berpengaruhi terhadap keberhasilan, kwalitas pelayanan / intervensi kepada pasien / klien.
Referensi :
1. Andrews MM, Boyle JS, Transcultural Concepts in nursing care. 3rd ed Philadelpi a, PA : Lppincott, 1999
2. American Academy of Nursing, Promoting Cultural Competence in and Throgh Nursing Education : a critical review and comprehensive plan for action. Washing ton, DC : The Academy, 1995
3. Leininger M. Transcultural Nursing : quo vadis ( where goeth the field?. J Transcult Nurs, 1989.
4. http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=1463039
5. http://www.culturediversity.org/about.htm