PENGERTIAN/DEFINISI MOLUSKA

Moluska berasal dari bahasa Romawi yaitu molis yang berarti lunak. Moluska merupakan binatang yang berdaging dan tidak bertulang, ada yang dilindungi cangkang dan ada pula yang tidak dilindungi cangkang. Bentuk cangkang bermacam-macam, ada yang bercangkang tunggal (Gastropoda), bercangkang berganda (Bivalvia), berbentuk tanduk (Scaphoda), berlapis-lapis seperti susunan genting (Polyplacophora) dan yang bercangkang di dalam tubuh, misalnya Loligo sp. (Dharma, 1988). Selanjutnya, Oemarjati dan Wardhana (1990) mengatakan bahwa Moluska adalah hewan simetri bilateral, bertubuh lunak dan tidak bersegmen. Kebanyakan dari anggotanya mempunyai cangkang yang terbuat dari zat kapur dengan bentuk beranekaragam.
            Menurut Dharma (1988) Filum Moluska dibagi tujuh kelas yaitu Aplacophora, Monoplacophora, Polyplacophora, Scaphopoda, Gastropoda, Pelecypoda dan Cephalopoda. Sementara itu Nontji (1993) mengatakan bahwa Moluska terdiri atas lima kelas yakni Amphineura, Gastropoda, Scaphopoda, Pelecypoda dan cephalopoda. Dari kelima kelas tersebut hanya tiga yang penting karena mempunyai arti ekonomi yaitu Gastropoda (jenis-jenis keong), Pelecypoda (jenis-jenis kerang dan Cephalopoda (cumi-cumi, sotong dan gurita).
            Anggota filum Moluska merupakan yang kedua terbanyak setelah filum Arthopoda. Para ahli memperkirakan anggota filum Moluska yang masih hidup sekarang berjumlah kurang lebih 100.000 spesies dan diperkirakan di Indonesia dapat ditemukan lebih dari 20.000 spesies Moluska (Dharma, 1988). Sementara itu, Barth and Broshears (1982) menyatakan bahwa anggota filum Moluska yang masih hidup diperkirakan berjumlah 80.000 spesies dan 35.000 spesies ditemukan dalam bentuk fosil.
            Moluska termasuk hewan yang sangat berhasil menyesuaikan diri untuk hidup di beberapa tempat dan cuaca. Ada yang hidup di hutan bakau, di laut yang sangat dalam, menempel pada substrat karang, di atas pasir, membenamkan dirinya dalam pasir, di atas tanah berlumpur dan ada yang hidup di darat (Dharma, 1988).
            Kelas Gastropoda dan Bivalvia merupakan dua kelas dari filum Moluska yang mempunyai anggota terbanyak (Robert et al., 1982). Selanjutnya Dharma (1988) menambahkan bahwa kebanyakan Gastropoda hidup di laut dan di air tawar tetapi ada juga yang hidup di darat, sedangkan kelas Bivalvia dikenal sebagai penghuni laut dan air tawar.

DAFTAR PUSTAKANA GABUNGAN ARTIKEL YANG LAIN
Abbtt, R.T. and S.P. dance 1982. Compendium of seashell. E.P. Dutton Inc. New York : 379-390
Ambariyanto. 2001. Growth, Recruitment, and Mortality of Giant Clams Natural Population. Majalah Ilmu Kelautan, 22 (IV) : 90 - 100
Barth, R.H and R.E Broshears. 1982. The Invertebrata World. Sauders College Publishing, Philadelphia
Beckver, N. 1981. Cultivitation, spawning and growth of the giant clams Tridacna gigas, Tridacna squamosa, Tridacna derasa in Palau, Caroline Islands. Aquaculture 24 : 21-30.
Bounham, k. 1965. The growth rate of giant clams Tridacna gigas of Bikini Atoll, as revealed by radioautography. Science 149 : 300-302.
Braley, R.D. 1992. The Giant Clam : Hatchery and Nursery Culture Manual. Australian Center for International Agricultural Research (ACIAR). Canberra. p : 144
Braley, R.D. 1987a. Spatial Distribution and Population Parameters of Tridacna gigas and T. derasa. Micronesia, 20 : 225 – 246
Braley, R.D. 1987b. Distribution and Abundance of Tridacna gigas and T. derasa in Great Barrier Reef. Micronesia. 20: 215 – 223
Calumpong, H. P., 1992. The Giant Clam : an Ocean Culture Manual. Australian Center for International Agricultural Research (ACIAR). Canberra. 68 pp.
Copland, J.W. and Lucas, J. S. (eds).1988. Giant Clams in Asia and the Pacific. Australian Centre of International Agricultural Research. Canberra. 274 pp.
Dharma, B. 1988. Siput dan Kerang Indonesia. Penerbit PT. Sarana Graha, Jakarta.
English, S., Wilkinson, C., Baker, V., 1994. Survey Manual For Tropical Marine Resources. Asean-Australia Marine Science. Townsville.pp:34-117.
Ganie, B.M, S.Sudarto, A. Alkitri dan D. Hartoyo. 1996. Inventarisasi dan evaluasi Sumber Daya Kelautan. Direktorat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPP Teknologi, Jakarta.
Idrus. 1992. Studi Perkembangan Larva Kima (H. hippopus) Hasil Pemijahan dengan Rangsangan Injeksi Hidrogen Peroksida. Skripsi. Jurusan Perikanan FIKP. Universitas Hasanuddin. Ujung Pandang.
Kastoro, W. 1979. Kerang Raksasa. Pewarta Oseana. LON-LIPI. Jakarta.
Knop, Daniel. 1996. Giant Clams, A Comprehensive Guide to the Identification and Care of Tridacnid Clams. Dahne Verlag GmbH, Postfach 250, D- 76256 Ettlingen. 251 pp.
Krebs, C.J. 1989. Ecology Methodelogy. Harper and Row Publisher, New York.
Lucas, J.S. 1994. The Biology, Exploitation, and Mariculture of Giant Clams (Tridacnidae). Reviews in Fisheries Science. C.R.C. Presss. Pp 181-223.
Lucas, J.S. 1988. Giant Clams; Description, Distribution and Live History dalam Copland, J.W. and Lucas, J.S. (eds). Giant Clam in Asia and The Pacific. Monograph 9. ACIAR Monograph Series, Canberra. pp 21 – 32.
Magurran, A. E. 1988.  Ecological Diversity and Its Measurements.  Princeton University Press.  179 pp.
McConaughey, B.H dan R. Zottoli. 1983. Pengantar Biologi laut. (Diterjemahkan dari Introduction to Marine Biology oleh H.Z.B Tafal). Penerbit IKIP Press, Semarang.
Michael, P. 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Morse, D.E ; H. Duncan ; N. Hooker ; and A. Morse 1977. Hydrogen peroxide induces in mollusks, with activitation of prostaglandin endoperoxide synthetase. Science 196 : 298-300
Mudjiono, 1988. Catatan Beberapa Aspek Kehidupan, Kima Suku Tridacnidae (Mollusca, Pelecypoda). Puslitbang Oseanografi LIPI. Jakarta. Oseana Vol. XII/No. 2 : hlm. 37 – 47.
Munro, J.L. and J. Gwyther 1981. Growth rate and maricultural potential of tridacnid clams. In : Fourth International Coral Reef Symposium, Manila, Philipines : 21 pp.
Munro, J.L. 1986. Growth, Mortality, and Potential Aquaculture Production of Tridacna gigas and Tridacna derasa dalam Copland, J.W. and Lucas, J.S. (eds). Giant Clam In Asia and The Pacific. Monograph 9. ACIAR Monograph Series Canberra. 96 pp.
Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan, Jakarta.
Nontji,A. 2005. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan, Jakarta.
Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. (diterjemahkan dari Marine Biology : an Ecology Approach aleh H.M. Eidman, Koesoebiono, D.G. Bengen, m. Hutomo dan S. Sukardjo0. PT. Gramedia, Jakarta.
Odum, E.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi (diterjemahkan dari Fundamental of Ecology oleh T. Samingan). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Oemarjati, B.S dan W. Wardhana. 1990. Taksonomi Avertebrata, Pengantar Praktikum Laboratorium. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Panggabean, M.G.L. 1991a. Rahasia Kehidupan Kima : III. Kelangsungan Hidup dalam Oseana Vol XVI no. 2 : 35 – 45
Pasaribu, B.P. 1988. Status of Giant Clams in Indonesia dalam Copland, J.W. and Lucas, J.S. (eds). Giant Clam in Asia and The Pacific. Monograph 9. ACIAR Monograph Series, Canberra. pp 44 – 46.
Pearson, R.G. 1977. Impact of foreight poaching giant clams. Australian Fisheries 36 (7) : 8-12.
Rachman, A. 1995. Budidaya Kima Raksasa Salah Satu Upaya Melestarikan Terumbu Karang. Proceeding Seminar Nasional Pengolahan Terumbu Karang. Jakarta 10 – 12 Oktober 1995.
Rahardjo, S. Dan Sanusi. 1982. Pengantar Oseanografi. Penerbit Balai Pustaka, Jakarta
Robert, D., S. Soemodihardjo and W. Kastoro. 1982. Shallow Water Marine Mollucs of North-West Java. Lembaga Oseanologi Nasional, Jakarta.
Romimohtarto, K., dan Juwana, S. 2001. Biologi Laut, Ilmu Pengetahuan tentang Biota Laut. Penerbit Djambatan. Jakarta.
Romimohtarto, K., Sianipar, P., Panggabean, L. M. G., 1987. Kima : Biologi, Sumberdaya dan Kelestariannya. Seri Sumber Daya Alam No. 138. Puslitbang Oseanografi LIPI. Jakarta. hlm : 1 – 34.
Rosewater, J. 1965. The Family Tridacnidae in The Indo Pacific. Indo – Pacific Mollusca : Vol 1 / no.6. The Department of Mollusca : Academy of Natural Science of Philadelphia. Pennsilvania. pp 347 – 396.
Saptarini, D., Suprapti dan H.R Santoso.1996. Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Wilayah Pesisir. Dirjen Pendidikan Tinggi Pengembangan Pusat Studi Lingkungan Hidup, Jakarta.
Sarwono, B. 1994. Konservasi Keanekaragaman Sumberdaya Alam Hayati Laut. Buletin Trubus 302. Th XXV. 49 hlm.
Sastrawijaya, A.T. 1993. Pencemaran Lingkungan. PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Suin,N.M. 1992c. Pengukuran Faktor Lingkungan Biotis. Jurusan Biologi FMIPA, Universitas andalas, Padang.
Suharsono. 1992. Terumbu Karang. Penerbit Djambatan, Jakarta.
Supriharyono. 2000. Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang. Penerbit Djambatan, Jakarta.
Wada, S.K. 1994. Spawning in the Tridacnid Clams. Jep. J. Zool. II:273 - 258
Wilbur, K. M. 1994. Shell Formation and Regeneration. Physiology of Mollusca I : 243 – 277
Yonge, C. M., 1936. Modes of Life, Feeding, Digestion and Symbiosis with Zooxanthellae in the Tridacnidae. Scientific Report of the Great Barrier Reef Expedition (British Museum of Natural History), I : 283 – 321.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ranking: 5
 
© Bosan Kuliah All Rights Reserved