Terapi cairan awal secara empiris tentu berdasar dari anamnesa dan pemeriksaan fisik yang mungkin dapat menjelaskan mengenai status hidrasi saat itu yang mungkin mengakibatkan terjadinya retensi cairan dan garam (salt and water retention) seperti pada :gagal jantung, gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi hati, berat badan terakhir, asites, edema tungkai. Atau keadaan status kesehatan yang memberikan gambaran kekurangan cairan (water depletion) seperti : muntah, diare, poliurua, demam berkepanjangan, berkeringat lebih. Bila terjadi kehilangan cairan akut, terutama akan mengakibatkan kehilangan cairan ekstraseluler. Penurunan berat badan sebesar 2%, berakibat kehilangan cairan ECF sebesar 10% dan bergejala rasa haus dan oliguria. Penurunan berat badan sebesar 4%, berakibat kehilangan cairan ECF sebesar 20% dan bergejala takikardia dan hipotensi postural. Penurunan berat badan sebesar 6%, berakibat kehilangan cairan ECF sebesar 30% dan dapat mengakibatkan terjadinya renjatan (shock)
Berikut ini terdapat parameter sederhana yang dapat menjelaskan besar volume cairan yang hilang beserta tanda dan gejala klinis penyertanya.
Tanda | Kehilangan Cairan (Dinyatakan dalam Persentase Berat Badan ) | ||
5% | 10% | 15% | |
Membran mukosa Sensoris Perubahan ortostatik pada denyut nadi atau tekanan darah Laju aliran urine Denyut nadi | Kering Normal Ringan Menurun sedikit Normal atau meningkat | Sangat kering Letargi Ada Menurun Meningkat | Panas dan kering (parched) Melambat Jelas Sangat menurun Sangat meningkat |